MEDAN

Nasehat...

.“(Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas? Tidak ada yang dapat menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (An-Nahl:79") .“(menang dengan mengalah, itulah filsafat air dalam mengarungi kehidupan") .(Guru yang paling besar adalah pengalaman yang kita lewati dan rasakan sendiri) .(HIDUP INI MUDAH, BERSYUKURLAH AGAR LEBIH DIMUDAHKAN ALLAH SWT)

Bismillahirrahmanirrahim

"Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas? Tidak ada yang dapat menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (An-Nahl:79)

Selasa, 01 Maret 2016

SUDAHKAN HIDUP ANDA MENCAPAI BEP?

"Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama (dengan kemarin) maka dia telah lalai (merugi), barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka dia terlaknat (binasa)."
Nasehat ini, memberikan gambaran kepada kita semua bahwa dalam hidup ini kita diminta selalu melakukan perhitungan antara keuntungan dan kerugian.  Jika kita mau beruntung, hidup dan kehidupan kita hari ini –di berbagai aspek- harus lebih baik dari hari sebelumnya. Makna lainnya yang dapat diambil dari nasehat tersebut adalah bahwa apapun yang kita lakukan dalam hidup ini harus mempertimbangkan sisi untung dari rugi, baik kesalehan pribadi maupun kesalehan sosial (hablum minallah dan hablum minannasi).
Dalam istilah ekonomi dan dunia bisnis, ada yang disebut dengan BEP (Break Event Point). Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan/profit.
Jika dianalogikan BEP hidup adalah bagaimana kita menghitung antara jumlah kebaikan dan keburukan yang kita lakukan setiap hari. Artinya kita harus menghitung berapa banyak jumlah ibadah dan kebaikan (barang dan jasa) yang harus kita lakukan kepada Allah dan manusia, lalu dipotong dengan dosa dan keburukan (biaya-biaya yang timbul) yang kita lakukan, barulah kita mencapai BEP hidup.
Lalu, untuk apa kita harus mencapai BEP Hidup? Jawabnya tentu agar kita mengetahui apakah nikmat dan rezeki yang berlimpah diberikan Allah Swt, sudah sesuai dengan peruntukannya. Contohnya Allah menciptakan kita adalah untuk menyembah-Nya. Allah menciptakan manusia untuk menjadi pemimpin di dunia. Allah menciptakan manusia untuk melakukan kebajikan yang bermanfaat untuk manusia lain dan sebagainya, dan ini dari sisi hubungan manusia kepada Allah.
Lalu dari sisi hubungan manusia dengan manusia (sosial), maka BEP hidup itu penting untuk mengetahui apakah tujuan, cita-cita dan harapan kita sudah on the track atau sudah berada pada rel/jalur yang benar. Meskipun adalah pertanyaan klise tentang ‘Apa arti dari hidup?’ atau ‘Apakah tujuan hidup itu?’ atau ‘Kenapa kita dilahirkan? Dalam kebanyakan kasus, kita memiliki agenda masing-masing tentang apa yang menjadi tujuan-tujuan dalam hidup kita.

Untuk lebih mendekatkan pemahaman kita, dari sudut pandang spiritual misalnya, terdapat dua alasan dasar tentang mengapa kita dilahirkan. Alasan-alasan inilah yang mendefinisikan tujuan hidup kita yang paling mendasar. Tujuan-tujuan ini adalah untuk menyelesaikan akun/ perhitungan-perhitungan memberi dan menerima (give-and-take account) yang kita miliki dengan berbagai orang.
Sebagian besar dari kita memiliki tujuan hidup masing-masing. Tujuan – tujuan hidup ini mungkin menjadi seorang dokter, menjadi kaya, pepoler atau jabatan prestius, ahli dibidang tertentu, status sosial high class dan lain sebagainya. Apapun tujuannya, bagi sebagian besar kita, lebih banyak tujuan tersebut lebih dominan keduniawiannya. Sistem-sistem pendidikan kita yang ada telah tertata untuk membantu kita mengejar tujuan-tujuan duniawi itu. Sebagai orang tua kita juga menanamkan tujuan hidup duniawi yang sama pada anak-anak kita dengan mendorong mereka untuk belajar dan masuk dalam profesi-profesi yang memberikan mereka manfaat keuangan lebih banyak dibandingkan dengan profesi kita sendiri.
***
Ketika kita sudah mencapai BEP Hidup, maka sesungguhnya kita termasuk orang-orang yang beruntung. Sama seperti dalam bisnis, ketika satu perusahaan sudah mencapai BEP, maka hasil yang diperoleh di atas BEP itu adalah keuntungan murni. Keuntungan yang akan menghantarkan owner, karyawan dan perusahaan tersebut kepada kesuksesan besar.

Kita dalam hidup ini juga seperti itu. Bila ibadah dan kebaikan kita sudah lebih banyak jumlah dari pada kesalahan atau dosa yang kita perbuat, maka kita termasuk orang-orang yang beruntung, dalan akan mencapai sukses besar ditempatkan Allah di surga-Nya pada kehidupan akhirat, dan mendapat ketenangan dan kebahagiaan hidup di dunia ini.  So, sudah hidup kita mencapai BEP? (Diskusi siang di kantin UIN Sumut, 01 Maret 2016)

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan sampaikan komentar anda di sini