MEDAN

Nasehat...

.“(Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas? Tidak ada yang dapat menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (An-Nahl:79") .“(menang dengan mengalah, itulah filsafat air dalam mengarungi kehidupan") .(Guru yang paling besar adalah pengalaman yang kita lewati dan rasakan sendiri) .(HIDUP INI MUDAH, BERSYUKURLAH AGAR LEBIH DIMUDAHKAN ALLAH SWT)

Bismillahirrahmanirrahim

"Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas? Tidak ada yang dapat menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (An-Nahl:79)

Sabtu, 26 Juni 2010

FPPP DPRDSU Usulkan Pembentukan Pansus PT Inalum

Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Utara mengusulkan pembentukan Panitia Khusus (Pansus), terkait pengelolaan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) yang masa kontraknya akan berakhir pada 2013. Usulan pembentukan Pansus ini, kata Ketua F-PPP DPRD Sumut, H Fadly Nurzal, S.Ag, sedang ditawarkan kepada fraksi lainnya dan selanjutnya akan diserahkan kepada pimpinan dewan. “Yang pasti F-PPP DPRD Sumut setuju dibentuknya Pansus pengelolaan PT Inalum, dan ada beberapa fraksi yang menyetuji usulan pembentukan pansus tersebut,” katanya kepada wartawan di Medan, belum lama ini. Menurut Fadly, pembentukan Pansus Inalum ini sangat penting, karena pansus ini salah satu pokok pembahasannya terkait pengelolaan PT Inalum. Selain itu, alasan pembentukan pansus ini, karena bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat Sumut. “Sebenarnya keinginan agar pengelolaan Inalum dikembalikan kepada pemerintah Indonesia sudah lama menjadi impian masyarakat Sumut. Mengingat selama ini Inalum menggali sumber daya alam di Sumut,” ujarnya. Dalam pansus nanti, lanjut Fadly, pihaknya akan membahas soal metode pengambilalihan dan pengelolaan Inalum yang paling menguntungkan bagi masyarakat Sumut. “Apakah akan diambil alih oleh pemerintah pusat atau Pemprovsu,” katanya. Jelasnya kata Fadly, dalam pembentukan pansus ini kita tidak gegabah mengambil keputusan. “Kita harus benar-benar mempelajari klausul kontrak kerjasama Inalum. Bagaimana kemungkinan pengambilalihannya, serta pengelolaannya ke depan,” ujar Fadly. Lebih lanjut Fadly mengungkapkan, potensi sumber daya alam yang selama ini di kelola PT Inalum, belum begitu terasa manfaatnya secara langsung bagi kehidupan masyarakat Sumut. Padahal, apa yang dihasilkan PT Inalum jika lakukan sharing manfaat, sangat membantu masyarakat, misalkan terkait energi listrik. “Memang dalam pengambilan keputusan nantinya harus arif dan bijaksana, karena kita tak mengharapkan dikemudian hari terjadi hal-halnya yang justru kembali tidak mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Seperti apapun keputusannya nanti, yang jelas ini harus tetap diperjuangkan agar keberandaan PT Inalum lebih bermanfaat bagi masyarakt. Dan PPP masuk dalam bagian untuk memperjuangkan hal itu,”ujarnya.

19 Juli 2010 Walikota dan Wakil Walikota Medan Terpilih Dilantik

Pasangan calon Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih pasca pemungutan suara Pilkada Kota Medan putaran II. Atas kemenangan itu, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Medan menjadwalkan pelaksanaan pelantikan walikota dan wakil walikota terpilih akan dilantik pada 19 Juli 2010 mendatang. Penjelasan itu disampaikan Ketua KPUD Kota Medan, Evi Novida Ginting kepada wartawan di Medan, belum lama ini. Ditetapkannya pelantikan pada tanggal 19 Juli, sebab pada hari itu periodesasi tugas Walikota dan Wakil Walikota Medan sebelumnya telah berakhir Kata Evi, pihaknya saat ini sedang melakukan persiapan pelaksanaan pelantikan walikota dan wakil walikota terpilih, yang direncanakan pada 19 Juli 2010 mendatang. Lebih lanjut Evi menjelaskan setelah seluruh tahapan Pemilukada Kota Medan selesai dilaksanakan, termasuk penghitungan dan rekapitulasi suara, saat ini KPU Kota Medan menunggu perkembangan di Mahkamah Konstitusi (MK). “Kita berharap tidak ada gugatan di MK, karena persoalannya dalam Undang-undang MK, yang masuk dalam daftar gugatan itu harus ada yang diperdebatkan, misalnya persoalan rekapitulasi suara,” ujar Evi. Dari hasil perhitungan dan rekapitulasi suara yang digelar di Hotel Grand Angkasa pada Senin 21 Juni 2010 kemarin, papar Evi, seluruh angka-angka perolehan suara sudah disetujui masing-masing saksi. Baik saksi pasangan Rahudman-Eldin maupun Sofyan Tan-Nelly Armayanti. “Hasil perhitungan suara dan rekapitulasi, tidak ada yang keberatan,” terang Evi. Ditambahkannya, KPU Kota Medan berharap tidak ada gugatan di MK, sehingga proses pelantikan bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan, yakni tanggal 19 Juli 2010. Setelah proses pelantikan walikota dan wakil walikota terpilih selesai dilaksanakan, sebut Evi, maka selanjutnya KPU Kota Medan melakukan evaluasi terhadap seluruh kinerja yang telah dilakukan. “KPU Kota Medan bersiap-siap menghadapi pemeriksaan, sebab semuanya kan harus ada audit dan pertanggungjawaban. Apa yang kita siapkan, kita laksanakan dan kita evaluasi, semua harus dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, kita akan bersiap untuk kesana juga,” kata Evi. Penuhi Janji Kampanye Walikota dan Wakil Walikota Medan terpilih periode 2010-2015, Rahudman Harahap dan Dzulmi Eldin, diharapkan memenuhi janji ketika kampanye. Hal itu dikemukakan Ketua Persatuan Pewarta Warga Indonesia Sumatera Utara, Winda Kustiawan, belum lama ini di Medan. Winda mengatakan, membangun Kota Medan bukan hanya terkonsentrasi pada fisik, tapi tak kalah penting adalah pembangunan sumber daya manusia melalui kesejahteraan rakyat. “Ekonomi kerakyatan prioritas utama termasuk sektor yang menunjang percepatan ekonomi, baik UKM maupun industri kecil,” katanya. Winda juga mengatakan, pemimpin hendaknya memberi fasilitas dengan cara menata tempat yang baik bagi pelaku industri kecil dan memperkuat perekonomian kerakyatan dengan pemusatan pada ekonomi tradisional. "Selain itu, dari sektor transportasi juga perlu ditata kembali, karena transportasi massal dinilai belum tertata dengan baik. Hal tersebut ditandai oleh masih morat maritnya kendaraan yang membuat terminalnya sendiri (liar),"jelasnya.

SAHABAT YANG TERTINGGALKAN

SETIAP orang pasti punya sahabat dalam kehidupan, seperti sahabat waktu kecil, semasa sekolah, kuliah atau ketika sama-sama berjuang menghadapi kehidupan yang keras. Sahabat adalah orang yang selalu ada, baik pada kondisi susah dan senang, siang dan malam, duka dan bahagia. Sahabat adalah orang yang tidak saja bisa memuji, tapi juga mengiritik perbuatan atau perkataan yang tidak sepatutnya. Sahabat adalah orang yang selalu memberikan dukungan dan semangat disaat sahabatnya down. Sahabat juga akan memberikan solusi atas persoalan atau kesulitan yang dialami sahabatnya. Karena begitu besarnya makna dan arti seorang sahabat, maka tidak salah orang bijak mengatakan “PERSAHABATAN TIDAK AKAN LEKANG DIMAKAN WAKTU DAN JAMAN”. Namun dalam kehidupan nyata tidak jarang sahabat kita lupakan. Mungkin karena kerasnya kehidupan, banyaknya persoalan dan tingginya persaingan hidup. Sehingga tanpa sadar, sahabat kira tinggalkan atau mungkin sengaja di tinggalkan dengan segudang alasan yang dirasionalkan demi pembenaran tindakan kita. Seperti kisah tiga orang sahabat yang pergi ke hutan berburu. Al kisah di mulai dari sebuah pendesaan yang nun jauh dari kehidupan modern, waktu itu tiga orang sahabat hidup rukun dan damai. Dalam cerita itu sebut saja nama mereka, si A, B dan C. A, B dan C adalah tiga orang sahabat yang hidup dalam kesederhaan. Satu hari, ketika titik embun belum jatuh ke tanah. Ketiga sahabat itu sudah bersiap-siap berangkat ke hutan untuk berburu seperti rencana yang mereka susun dua malam sebelumnya. Dengan peralatan dan bekal seadanya, perjalanan ke hutan yang membutuhkan waktu sekitar 3 jam pun di mulai. Di tengah perjalanan, untuk menghilangkan dahaga yang seakan menjerat leher, ketiga sahabat itupun rehat sejak di bawah sebatang pohon yang daunnya cukup rindang. Saat rasa haus hilang, perjalananpun dilanjutkan. Sekira terik matahari mulai terasa di kulit, ketiga sahabat itupun sudah berada ditengah hutan belantara. Suara sejumlah hewan terdengar menyambut langkah dan mata mereka yang awas. Singkat cerita, beberapa jam berburu tak satupun hewan yang bisa mereka tangkap, hingga cacing diperut mereka unjukrasa minta jatah. Lalu ketiga sahabat itu berembuk dan sepakat rehat untuk menyantap bekal yang sejak pagi dipersiapkan. Dan mereka memilih tempat yang aman dan nyaman untuk lokasi bersantap siang. Kenyang bercampur lelah ditambah hembusan angin semilir, ketiga sahabat usai makan tertidur pulas. Beberapa saat kemudian, si A terjaga karena mendengar langkah sesuatu tidak jauh dari tempat mereka makan siang. Dengan mata yang tajam, Si A melihat seekor rusa yang gemuk sedang menyantap rumput hijau. Pucuk dicinta ulam pun tiba, setelah berjam-jam dicari, ternyata buruan datang sendiri. Dengan cekatan Si A mengambil tombak dan bersiap-siap melemparkan tombaknya kearah rusa. Belum sempat tombak melesat, Si berpikir, jika lemparanya tidak tepat dari sasaran, tentu ia membutuhkan teman untuk mengejar dan menangkap rusa tersebut. Si A kemudian membangunkan si B dan menceritakan tentang rusa yang hendak mereka buru. Mendengar ada buruan empuk, Si A dan Si B pun bergegas. Namun beberapa jengkal mereka melangkah, Si B teringat pada Sahabat mereka si C. Perang perasaan dan kebingungan melanda hati keduanya, pilihannya antara membangungkan si C untuk ikut berburu dengan konsekwensi, jika buruan dapat harus dibagi 3 atau bagian akan berkurang. Kalau si C tidak ikut, bagian akan banyak. Tapi kalau mereka jauh mengejar buruan, Si C pasti kelimpungan saat terbangun. Apalagi ia tahu dua sahabatnya tak ada lagi. Sejenak keduanya diam dan membisu terbius pikiran masing-masing, hingga beberapa saat kemudian keduanya mengambil keputusan untuk tidak mengikutkan sahabat mereka Si C. Singkat cerita, keduanya pun berlalu mengejar buruan. Dasar lagi beruntung, tidak berapa lama, rusa pun berhasil dilumpuhkan. Sakin gembiranya berhasil mendapatkan buruan, kedua sahabat itupun bergegas pulang ke kampung dan menjelas masuk waktu maghrib keduanya sampai. Sementara itu Si C, udara hutan yang semakin dingin membuatnya tersentak. Si C bertambah terkejut melihat situasi di hutan sudah mulai gelap dan ia tidak melihat kedua sahabatnya. Tanpa banyak pikiran, Si C bergegas meninggalkan hutan menuju kampung. Setelah tiga jam menempuh perjalanan hanya bermodalkan sulu atau obor yang terbuat dari ranting pohon, Si C pun akhirnya tiba di kampung. Di tengah perjalanan menuju rumahnya, tiba-tiba seorang orangtua yang tidak mengetahui persoalan, berkata pada Si C. Si A dan Si B tadi bawa rusa, mereka sudah ngasih bagianmu, kata si orangtua bertanya. Si C dengan nada datar mengatakan, barangkali sebentar lagi mereka antar ke rumah, ucapnya. Si C pun melanjutkan perjalanan ke rumahnya. Dalam hatinya bertanya-tanya, ternyata Si A dan Si B sengaja meninggalkan aku di hutan. Hanya segitulah arti persahabatan yang mereka miliki. Dengan harap-harap cemas, si C pun menunggu kedua sahabatnya datang ke rumahnya mengantar daging rusa. Ternyata hingga fajar bertengger di ufuk timur kedua sahabatnya tak pernah muncul. Bahkah saat Si C bertemu kedua sahabatnya di mushalla kampung usai shalat subuh, kedua sahabatnya pun berlalu tanpa merasa bersalah dan tidak pula menegur atau menyapa si C. Si C pun membathin, sungguh hanya karena daging rusa, kalian hilangkan persahabatan kita. Dia pun berlalu, dengan hati terluka, bukan karena tidak dibagi daging rusa, tapi karena persahabatan mereka sudah hancur. By : Mursal Harahap

Golput Juara Pilkada Putaran II

Berdasarkan perolehan suara sementara dua pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Medan yang maju pada putaran kedua, ternyata belum mampu menyamai angka golongan putih atau golput. Faktanya, jumlah golput hampir menyentuh angka antara 60-65 persen dari total jumlah pemilih yang ada di Kota Medan. Berdasarkan sejumlah informasi yang diterima, Sabtu (19/6) bahwa angka Golput masih mendominasi di seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di Kota Medan. Ini menunjukkan sesungguhnya golput masih menjadi juara pada pilkada Kota Medan. Bahkan Pilkada di berbagai daerah dominasi kekuatan golput belum terkalahkan. Prediksi Golput akan masih kuat dan memenangkan Pilkada Kota Medan, disampaikan Pembantu Dekan I (Pudek) Universitas Sumatera Utara (USU), Humaizi. Menurutnya golput akan tetap tinggi pada Pilkada Kota Medan dan itu sudah terbukti pada data perolehan suara sementara. Dibagian lain, anggota DPRD Kota Medan yang juga Ketua DPC PPP Kota Medan Ir H Ahmad Parlindungan menyikapi masih tingginya angka golput mengatakan itu disebabkan beberapa faktor. Di antaranya, adanya kejenuhan di kalangan masyarakat yang pada gilirannya menumbuhkan pesimisme dan tidak mau tahu dengan pilkada. Termasuk tergerusnya kepercayaan kepada penyelenggara Pilkada, dan tiidak maksimalnya KPU melakukan sosialisasi secara baik dan benar. Padahal lanjut Lindung, Pemko dan DPRD Kota Medan telah mengalokasikan anggaran milyaran rupiah untuk penyelenggaran Pilkada. Namun hasilnya belum seperti diharapkan, dibuktinya dengan tingginya jumlah golput. “Milyaran Rupiah dialokasikan untuk pesta rakyat ini, tapi hasil belum maksimal,”ucapnya. Karena itu, Lindung berharap DPRD Kota Medan bersama pemerintah harus melakukan evaluasi atas penggunaan anggaran pilkada, dengan melihat kinerja yang dihasilkan KPU Medan. Selain itu, Lindung juga menilai bahwa tingginya angka golput menunjukkan system pemilihan langsung belum menjadi system yang tepat. Untuk itu, kata Lindung sudah saat pemerintah dan DPR RI mengkaji ulang dan merumuskan system pemilihan yang lebih baik, efesien dan efektif. “Sudah perlu dikaji ulang system pemilihan langsung, karena memang dari sekian banyak pilkada yang dilangsung hampir rata-rata angka golput tinggi,”jelasnya. Anehnya kata Lindung, dana yang digunakan untuk pesta rakyat hakikatnya adalah uang rakyat. Tapi pertanyaannya kenapa rakyat tidak peduli dengan pilkada yang dibiayai uang rakyat sendiri. Jika dikalkulasikan antara jumlah warga yang menggunakan hak pilih dengan dana yang dihabiskan, dapat ditaksir untuk setiap warga dihabiskan sekitar Rp10 jutaan perorang. “Fenomena ini perlu menjadi perhatian seluruh pihak, ada apa dengan pemilihan langsung,” ucap Lindung. Melihat kondisi kota Medan seperti sekarang ini, kata Lindung, yang untuk memilih Walikota sampai dengan dua putaran menghabiskan biaya lebih dari 60 milliar rupiah, menghabiskan banyak waktu dan tenaga serta pikiran setiap orang. Diakui sangat melelahkan bagi setiap orang yang terlibat seperti KPUD Medan, Panwas, polisi , tim sukses, pasangan serta masyarakat. “Harusnya, hasil yang diperoleh dari Pilkada ini lebih maksimal dan bermartabat,”ucapnya. Terlepas dari berbagai factor yang diyakini sebagai penyebab rendahnya partisipasi masyarakat menggunakan hak pilih. Pastinya Golput masih jadi juara pada pilkada kali ini.

Sabtu, 19 Juni 2010

Pilkada Medan Putaran II, Rating Golput Menguat

Pilkada Walikota dan Wakil Walikota Medan Putaran II tinggal beberap hari lagi. Dua pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Medan yang bertarung telah melakukan seabrek kegiatan guna mendapatkan dukungan sehingga berhasil mendulang suara sebanyk-banyaknya. Banyak kalangan menilai, siapapun yang meraih suara terbanyak pada putara ke-II, tetap saja tidak mampu mengalahkan perolehan suara golongan putih alias golput. Hal itu sudah terbukti pada putaran I. Pasangan Rahudman-Eldin hanya mampu mengumpulkan sekitar 23 persen suara, pasangan Sofyan Tan-Nelly Armayanti hanya sekitar 20 persen suara. Sementara Golput dari total suara yang ada, meraih suara sekitar 63 persen. Fakta ini diperkuat, dengan apa yang dilakukan kedua pasangan saat sosialiasi putaran ke-II. Issu, tudingan bahkan mengarah pada fitnah dan kampanye hitam serta tidak ketinggalan politik uang semakin gencar mereka lakukan. Segmen agama, kesukuan bahkan dosa dugaan tindak pidana korupsi menjadi menu utama topic pembicaraan kedua pasangan calon dan tim sukses masing-masing. Polemik yang sengaja dimunculkan ke tengah-tengah masyarakat tersebut, ternyata tidak seperti diharapkan kedua pasangan calon. Bahkan issu dan tudingan yang dilontarkan output berbanding terbalik, artinya bukan simpatik yang muncul tapi justru kebencian. Strategi memainkan issu agama, ternyata membuat masyarakat bingung, bahkan tidak sedikit masyarakat yang resah. Muncul kekhawatiran bahwa pilkada akan membawa dampak buruk, seperti terganggung ketenangan dan ketentraman masyarakat. Kondisi ini tentu sangat beralasan. Sebab, hampir dapat dipastikan siapapun yag memenangkan pilkada putaran ke II, riak-riak politik akan muncul. Dan bila itu terjadi, sedikit banyaknya tentu akan membawa dampak tidak baik pada kehidupan bermasyarakat. Dari indikator-indikator tersebut, jelang pemungutan suara pilkada putara kedua, tidak sedikit masyarakat yang mengaku bingung. Kalau kemudian masyarakat berinisitif bertanya kepada orang lain, itu masih sangat positif. Justru yang dikhawatirkan masyarakat bosan, jenuh bahkan muak dengan pilkada. Pada akhirnya memilih untuk tidak menggunakan ahk politiknya pada putara ke-II. Jika situasi itu yang terjadi, maka rating golput akan meningkat signifikan. Jumlah masyarakat yang tidak menggunakan hak suara pastinya semakin banyak. Kalau pada putara I, angka golput sudah mencapai angkan 63 persen, tuntu menurut indikasi dan fakta-fakta yang ada, pada putara ke II, angka golput akan terus melejit. Golput juga diprediksi akan semakin subur, ketika penyelenggaran pilkada -KPUD Kota Medan- minim melakukan sosialisasi tata cara mencoblos. Panitia pengawas Pilkada juga terkesan tidak ngotot melakukan pengawasan. Hasilnya adalah masyarakat semakin pesimistis dan itu menjadi pendorong pilihan untuk tidak menggunakan hak pilih. Indikasi lain akan semakin rendahnya partisifasi masyarakat pada pilkada putaran ke-II adalah, hari H pemberian suara pada tanggal 19 Juni 2010 jatuh pada hari libur (Sabtu). Seakan tidak mau belajar dari pengalaman, bahwa pada putara I banyak masyarakat yang lebih memilih berlibur dari pada menggunakan hak suara. Sebab, 12 Mei jatuh pada hari Jum’at, Sabtu dan Minggu libur. Artinya ada tiga hari libur yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk bersanti melepas kepenatan dari kejenuhan menjalani rutinitas. Pilkada putaran ke-II juga hampir sama, Sabtu dan Minggu memang hari libur. Bagi masyarakat yang sudah pesimis dengan pilkada, akan memilih pergi berlibur dimulai hari Jum’at. Inilah yang kemudian banyak warga menuding KPUD Kota Medan tidak belajar dari pengalaman. Dari sejumlah indikasi inilah yang akan menjadi penyebab tingginya angkan golput pada putaran ke-II. Kondisi itu tentu sangat irois, sebab pada hakikatnya system pemilihan langsung digunakan dengan harapan legitimasi para pemimpin akan semakin kuat dimata masyarakat. Dan pada gilirannya akan muncul kesadaran dan upaya partisfatip dari masyarakat dalam membantu pemerintahan menyuseskan program pembangunan. Semoga indicator itu tidak terjadi dan pastisifasi masyarakat akan semakin tinggi dalam menggunakan hak politiknya di pilkada putaran ke-II. By : Mursal Harahap

Senin, 07 Juni 2010

Hasil Survey OS Institute : 34,58 % Siswa SMA/Sederajat Sergai Pengkonsumsi Rokok Aktif

SEI RAMPAH - Para orang tua siswa dan pelaku pendidikan di Serdang Bedagai patut waspada terhadap perkembangan anak didiknya terutama yang berkaitan dengan rokok. Hasil survey OS Institute menunjukkan bahwa sebanyak 34,58% siswa sekolah lanjutan tingkat atas (SMA dan Sederajat) di Serdang Bedagai mengkonsumsi rokok aktif, hal ini dikemukakan Direktur sekaligus Peneliti OS Institute Abdul Firman Kursin, S.Pd pada saat konferensi pers hasil survey OS Institute, belum lama ini, di Sei Rampah. Menurut Firman, dalam survey ini metode yang digunakan adalah metode multistage random sampling dengan toleransi kesalahan (margin of error) sebesar +/- 4% pada tingkat kepercayaan 95%. Metode pengambilan data dilakukan melalui proses wawancara langsung yang dilaksanakan dari tanggal 31 Mei s/d 2 Juni 2010 dengan jumlah sampel sebanyak 103 orang yang tersebar secara proporsional di seluruh wilayah Serdang Bedagai. Data lengkap hasil survey menunjukkan bahwa sebanyak 34,58% siswa SMA di Serdang Bedagai adalah pengkonsumsi rokok aktif (dalam survey ini disebut setiap hari merokok baik secara sembunyi – sembunyi maupun terang – terangan di muka umum), 15,25% merokok sesekali, 42,89% tidak merokok sedangkan 7,28% tidak menjawab, terang Firman. Dari kelompok siswa pengkonsumsi rokok aktif ditemui fakta bahwa sebanyak 52,13% akibat pengaruh atau ajakan teman, 27,70% sebagai lambang kejantanan dan gengsi, 12,54% karena kemauan sendiri dan 17,63% tidak menjawab alasan. Sementara itu dari kelompok siswa yang merokok sesekali, ditemukan sebanyak 49,61% karena menghargai tawaran teman, 21,32% sebagai lambang kejantanan/gengsi, 17,46% karena ingin mencoba (coba – coba) dan 11,61% tidak menjawab alasan. Sedangkan dari kelompok siswa yang tidak merokok, sebanyak 43,28% karena faktor takut kepada orang tua dan guru menjadi alasan kenapa mereka tidak merokok, 32,12% karena alasan kesehatan, 9,78% karena alasan keyakinan (agama) sedangkan 14,82% tidak menjawab alasan, kata Firman. Oleh sebab itu menurut Firman, kepada para orang tua siswa dan pelaku pendidikan dihimbau untuk secara ekstra melakukan pengawasan dan senantiasa aktif memberikan pengertian kepada anak didiknya agar tidak terjebak kepada lingkaran rokok. Demikian juga dengan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai agar secara kontiniu membuat program dan kebijakan pendidikan dan atau penyuluhan kepada siswa SMA tentang bahaya rokok. Karena jika hal ini dibiarkan, maka peningkatan persentasenya cenderung akan terjadi pada setiap tahunnya, kata Firman. SURVEY SUMMARY I. METODOLOGI : a. Metode Survey : Multistage Random Sampling b. Populasi : Seluruh Siswa SMA/Sederajat se-Sergai c. Jumlah Sampel : 103 Orang d. Margin of Error : +/- 4% e. Tingkat Kepercayaan : 95% f. Metode Pengambilan Data : Wawancara Langsung (Tatap Muka) g. Waktu Wawancara : Tanggal 31 Mei s/d 2 Juni 2010 h. Wilayah Survey : Kabupaten Serdang Bedagai II. PELAKSANA SURVEY : Survey ini dilaksanakan oleh OS Institute, dengan susunan Tim sebagai berikut : Penanggung Jawab : Abdul Firman Kursin, S.Pd Editor Ahli/Analis Data : Abdul Firman Kursin, S.Pd Faisal Riza, MA Tim IT : Khairul Maksudi, SH.I Yasir Amri, SE.Ak Surveyor : Aries Budi Santoso, S.Ag Rustam Efendi, SH Sasrianto, SE., S.Sos Interviewer : 15 Orang III. HASIL SURVEY (TEMUAN) : A. Hasil Survey Terhadap Sampel NO OBJEK SURVEY HASIL KETERANGAN 1. Pengkonsumsi Rokok Aktif 34,58% 2. Merokok Sesekali 15,25% 3. Tidak Merokok 42,89% 4. Tidak Menjawab 7,28% Catatan : *Dalam survey ini yang dimaksud dengan Pengkonsumsi Rokok Aktif adalah setiap hari merokok baik secara sembunyi maupun terang – terangan di muka umum. B. Hasil Survey Terhadap Cluster Siswa Pengkonsumsi Rokok Aktif NO OBJEK SURVEY HASIL KETERANGAN 1. Pengaruh dan/atau Ajakan Teman 52,13% 2. Lambang Kejantanan/Gengsi 27,70% 3. Inisiatif/Kemauan Sendiri 12,54% 4. Tidak Menjawab Alasan 17,63% C. Hasil Survey Terhadap Cluster Siswa Merokok Sesekali NO OBJEK SURVEY HASIL KETERANGAN 1. Menghargai Tawaran Teman 49,61% 2. Lambang Kejantanan/Gengsi 21,32% 3. Ingin Mencoba(Coba – coba) 17,46% 4. Tidak Menjawab Alasan 11,61% D. Hasil Survey Terhadap Cluster Siswa Tidak Merokok NO OBJEK SURVEY HASIL KETERANGAN 1. Takut Kepada Orang Tua dan/atau Guru 43,28% 2. Alasan Kesehatan 32,12% 3. Alasan Keyakinan (Agama) 9,78% 4. Tidak Menjawab Alasan 14,82% IV. REKOMENDASI : 1. Kepada para orang tua siswa dan pelaku pendidikan di Serdang Bedagai dihimbau untuk secara ekstra melakukan pengawasan serta senantiasa aktif memberikan pengertian kepada setiap anak didiknya (SMA/Sederajat) agar tidak terjebak kepada lingkaran rokok. 2. Kepada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai agar segera membuat program dan kebijakan penyuluhan dan/atau penyadaran kepada siswa SMA/Sederajat tentang bahaya rokok. 3. Menghimbau kepada segenap komponen Ormas, OKP dan LSM serta para orang tua dan pelaku pendidikan (termasuk juga para pelajar) untuk mengkampanyekan PELAJAR SERGAI ANTI ROKOK. 4. Meminta kepada Pemerintah dan DPRD Kabupaten Serdang Bedagai untuk segera membentuk Peraturan Daerah (PERDA) Larangan Merokok Bagi Pelajar.

Rabu, 02 Juni 2010

Ketua FPPP DPRD SU : Pencabutan Subsidi Premium Pada Sepeda Motor, Sengsarakan Rakyat

Rencana pemerintah untuk menghapus subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada masyarakat menengah ke bawah, seperti pengguna sepeda motor, perlu pertimbangan dan analisa komprehensif terkait dampak yang akan muncul. Penilaian ini disampaikan Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD Sumut H Fadly Nurzal, S.Ag, Jum’at di Medan menjawab KPK Pos. Menurut Fadly, jika kebijakan itu tetap diterapkan pemerintah, maka sama artinya pemerintah tidak berpihak dan tidak peduli pada nasib rakyat kecil. Sebab, sebagian besar yang pengguna sepeda motor, baik untuk pribadi maupun untuk mencari nafkah itu adalah masyakat kecil. “Sepeda motor itu identik dengan masyarakat kelas bawah, bukan identik dengan masyarakat yang mampu. Untuk itu kita minta pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono mengkaji ulang dan menganalisis dampak dari pemangkasan subsidi BBM premium untuk sepeda motor tersebut,”kata Fadly. Lebih lanjut Fadly menyebutkan, jika pemerintah memaksakan penerapan kebijakan tersebut, dikhawatirkan terjadi gejolak sosial, dan tentu hal itu juga akan berdampak tidak baik bagi pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan. Lagi pula sebut Fadly masih ada alternative subsidi yang bisa dicabut pemerintah dalam rangka mendukung rencana pembatasan penggunaan BBM jenis premium. Karena BBM jenis premium yang digunakan sepeda motor erat kaitannya dengan kehidupan rakyat kecil. “Harusnya di tengah kondisi perekomian rakyat yang masih terpuruk, pemerintah meluncurkan kebijakan yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, bukan sebalinya,”tegas Fadly. Ketika ditanya apakah kebijakan ini memiliki kaitan persaingan usaha, sebab saat ini Pertamina memiliki pesaing dari perusahaan internasional di bidang perminyakan. Kata Fadly, penilaian kearah itu bisa saja. Artinya ketika Pertamina menjadi penguasa tunggal penyalur BBM, kesan yang muncul pelayanannya sesuka hati. Namun setelah ada saingan, diakui atau tidak pelayanan pertamina semakin hari semakin baik. “Harusnya ruang seperti ini dibuka lebar, agar Pertamina tetap bisa memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat. Bukan membuat kebijakan mencabut subsidi BBM untuk sepeda motor,” ujar Fadly. Kebijakan-kebijakan terkait BBM, sebut Fadly, sering kali tidak memberikan stimulasi lahirnya sebuah kebaikan persaingan dan dukungan kepada rakyat kecil. “Dikhawatirkan kebijakan-kebijakan pemerintah akan berpengaruh kepada perekonomian rakyat kecil dan akan terjadi biaya tinggi di sektor rakyat kecil. Ini kenapa tidak dipikirkan,” kata Fadly. Sebelumnya Pemerintah berencana membatasi pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium/bensin bersubsidi dengan mewajibkan sepeda motor wajib menggunakan BBM jenis pertamax. Kebijakan ini akan diterapkan terhitung 1 Agustus 2010 mendatang. Direktur Jenderal Minyak dan Gas di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita Legowo mengatakan, pembatasan tersebut merupakan salah satu pilihan/opsi yang sedang dalam kajian pemerintah. Sepeda motor bakal diarahkan untuk menggunakan bahan bakar jenis pertamax nonsubsidi, yang harganya saat ini Rp7.300 per liter–lebih mahal Rp2.800 daripada harga bensin yang kini Rp4.500 per liter. Pemerintah juga sedang mengkaji opsi lain yakni PT Pertamina mengurangi jumlah dispenser BBM bersubsidi di SPBU-SPBU, dan sebaliknya menambah jumlah dispenser nonsubsidi. Dengan demikian, pembeli `setengah dipaksa’ untuk membeli BBM bersubsidi