MEDAN

Nasehat...

.“(Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas? Tidak ada yang dapat menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (An-Nahl:79") .“(menang dengan mengalah, itulah filsafat air dalam mengarungi kehidupan") .(Guru yang paling besar adalah pengalaman yang kita lewati dan rasakan sendiri) .(HIDUP INI MUDAH, BERSYUKURLAH AGAR LEBIH DIMUDAHKAN ALLAH SWT)

Bismillahirrahmanirrahim

"Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas? Tidak ada yang dapat menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (An-Nahl:79)

Sabtu, 26 Juni 2010

Golput Juara Pilkada Putaran II

Berdasarkan perolehan suara sementara dua pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Medan yang maju pada putaran kedua, ternyata belum mampu menyamai angka golongan putih atau golput. Faktanya, jumlah golput hampir menyentuh angka antara 60-65 persen dari total jumlah pemilih yang ada di Kota Medan. Berdasarkan sejumlah informasi yang diterima, Sabtu (19/6) bahwa angka Golput masih mendominasi di seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di Kota Medan. Ini menunjukkan sesungguhnya golput masih menjadi juara pada pilkada Kota Medan. Bahkan Pilkada di berbagai daerah dominasi kekuatan golput belum terkalahkan. Prediksi Golput akan masih kuat dan memenangkan Pilkada Kota Medan, disampaikan Pembantu Dekan I (Pudek) Universitas Sumatera Utara (USU), Humaizi. Menurutnya golput akan tetap tinggi pada Pilkada Kota Medan dan itu sudah terbukti pada data perolehan suara sementara. Dibagian lain, anggota DPRD Kota Medan yang juga Ketua DPC PPP Kota Medan Ir H Ahmad Parlindungan menyikapi masih tingginya angka golput mengatakan itu disebabkan beberapa faktor. Di antaranya, adanya kejenuhan di kalangan masyarakat yang pada gilirannya menumbuhkan pesimisme dan tidak mau tahu dengan pilkada. Termasuk tergerusnya kepercayaan kepada penyelenggara Pilkada, dan tiidak maksimalnya KPU melakukan sosialisasi secara baik dan benar. Padahal lanjut Lindung, Pemko dan DPRD Kota Medan telah mengalokasikan anggaran milyaran rupiah untuk penyelenggaran Pilkada. Namun hasilnya belum seperti diharapkan, dibuktinya dengan tingginya jumlah golput. “Milyaran Rupiah dialokasikan untuk pesta rakyat ini, tapi hasil belum maksimal,”ucapnya. Karena itu, Lindung berharap DPRD Kota Medan bersama pemerintah harus melakukan evaluasi atas penggunaan anggaran pilkada, dengan melihat kinerja yang dihasilkan KPU Medan. Selain itu, Lindung juga menilai bahwa tingginya angka golput menunjukkan system pemilihan langsung belum menjadi system yang tepat. Untuk itu, kata Lindung sudah saat pemerintah dan DPR RI mengkaji ulang dan merumuskan system pemilihan yang lebih baik, efesien dan efektif. “Sudah perlu dikaji ulang system pemilihan langsung, karena memang dari sekian banyak pilkada yang dilangsung hampir rata-rata angka golput tinggi,”jelasnya. Anehnya kata Lindung, dana yang digunakan untuk pesta rakyat hakikatnya adalah uang rakyat. Tapi pertanyaannya kenapa rakyat tidak peduli dengan pilkada yang dibiayai uang rakyat sendiri. Jika dikalkulasikan antara jumlah warga yang menggunakan hak pilih dengan dana yang dihabiskan, dapat ditaksir untuk setiap warga dihabiskan sekitar Rp10 jutaan perorang. “Fenomena ini perlu menjadi perhatian seluruh pihak, ada apa dengan pemilihan langsung,” ucap Lindung. Melihat kondisi kota Medan seperti sekarang ini, kata Lindung, yang untuk memilih Walikota sampai dengan dua putaran menghabiskan biaya lebih dari 60 milliar rupiah, menghabiskan banyak waktu dan tenaga serta pikiran setiap orang. Diakui sangat melelahkan bagi setiap orang yang terlibat seperti KPUD Medan, Panwas, polisi , tim sukses, pasangan serta masyarakat. “Harusnya, hasil yang diperoleh dari Pilkada ini lebih maksimal dan bermartabat,”ucapnya. Terlepas dari berbagai factor yang diyakini sebagai penyebab rendahnya partisipasi masyarakat menggunakan hak pilih. Pastinya Golput masih jadi juara pada pilkada kali ini.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan sampaikan komentar anda di sini