MEDAN

Nasehat...

.“(Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas? Tidak ada yang dapat menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (An-Nahl:79") .“(menang dengan mengalah, itulah filsafat air dalam mengarungi kehidupan") .(Guru yang paling besar adalah pengalaman yang kita lewati dan rasakan sendiri) .(HIDUP INI MUDAH, BERSYUKURLAH AGAR LEBIH DIMUDAHKAN ALLAH SWT)

Bismillahirrahmanirrahim

"Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas? Tidak ada yang dapat menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (An-Nahl:79)

Sabtu, 26 Juni 2010

SAHABAT YANG TERTINGGALKAN

SETIAP orang pasti punya sahabat dalam kehidupan, seperti sahabat waktu kecil, semasa sekolah, kuliah atau ketika sama-sama berjuang menghadapi kehidupan yang keras. Sahabat adalah orang yang selalu ada, baik pada kondisi susah dan senang, siang dan malam, duka dan bahagia. Sahabat adalah orang yang tidak saja bisa memuji, tapi juga mengiritik perbuatan atau perkataan yang tidak sepatutnya. Sahabat adalah orang yang selalu memberikan dukungan dan semangat disaat sahabatnya down. Sahabat juga akan memberikan solusi atas persoalan atau kesulitan yang dialami sahabatnya. Karena begitu besarnya makna dan arti seorang sahabat, maka tidak salah orang bijak mengatakan “PERSAHABATAN TIDAK AKAN LEKANG DIMAKAN WAKTU DAN JAMAN”. Namun dalam kehidupan nyata tidak jarang sahabat kita lupakan. Mungkin karena kerasnya kehidupan, banyaknya persoalan dan tingginya persaingan hidup. Sehingga tanpa sadar, sahabat kira tinggalkan atau mungkin sengaja di tinggalkan dengan segudang alasan yang dirasionalkan demi pembenaran tindakan kita. Seperti kisah tiga orang sahabat yang pergi ke hutan berburu. Al kisah di mulai dari sebuah pendesaan yang nun jauh dari kehidupan modern, waktu itu tiga orang sahabat hidup rukun dan damai. Dalam cerita itu sebut saja nama mereka, si A, B dan C. A, B dan C adalah tiga orang sahabat yang hidup dalam kesederhaan. Satu hari, ketika titik embun belum jatuh ke tanah. Ketiga sahabat itu sudah bersiap-siap berangkat ke hutan untuk berburu seperti rencana yang mereka susun dua malam sebelumnya. Dengan peralatan dan bekal seadanya, perjalanan ke hutan yang membutuhkan waktu sekitar 3 jam pun di mulai. Di tengah perjalanan, untuk menghilangkan dahaga yang seakan menjerat leher, ketiga sahabat itupun rehat sejak di bawah sebatang pohon yang daunnya cukup rindang. Saat rasa haus hilang, perjalananpun dilanjutkan. Sekira terik matahari mulai terasa di kulit, ketiga sahabat itupun sudah berada ditengah hutan belantara. Suara sejumlah hewan terdengar menyambut langkah dan mata mereka yang awas. Singkat cerita, beberapa jam berburu tak satupun hewan yang bisa mereka tangkap, hingga cacing diperut mereka unjukrasa minta jatah. Lalu ketiga sahabat itu berembuk dan sepakat rehat untuk menyantap bekal yang sejak pagi dipersiapkan. Dan mereka memilih tempat yang aman dan nyaman untuk lokasi bersantap siang. Kenyang bercampur lelah ditambah hembusan angin semilir, ketiga sahabat usai makan tertidur pulas. Beberapa saat kemudian, si A terjaga karena mendengar langkah sesuatu tidak jauh dari tempat mereka makan siang. Dengan mata yang tajam, Si A melihat seekor rusa yang gemuk sedang menyantap rumput hijau. Pucuk dicinta ulam pun tiba, setelah berjam-jam dicari, ternyata buruan datang sendiri. Dengan cekatan Si A mengambil tombak dan bersiap-siap melemparkan tombaknya kearah rusa. Belum sempat tombak melesat, Si berpikir, jika lemparanya tidak tepat dari sasaran, tentu ia membutuhkan teman untuk mengejar dan menangkap rusa tersebut. Si A kemudian membangunkan si B dan menceritakan tentang rusa yang hendak mereka buru. Mendengar ada buruan empuk, Si A dan Si B pun bergegas. Namun beberapa jengkal mereka melangkah, Si B teringat pada Sahabat mereka si C. Perang perasaan dan kebingungan melanda hati keduanya, pilihannya antara membangungkan si C untuk ikut berburu dengan konsekwensi, jika buruan dapat harus dibagi 3 atau bagian akan berkurang. Kalau si C tidak ikut, bagian akan banyak. Tapi kalau mereka jauh mengejar buruan, Si C pasti kelimpungan saat terbangun. Apalagi ia tahu dua sahabatnya tak ada lagi. Sejenak keduanya diam dan membisu terbius pikiran masing-masing, hingga beberapa saat kemudian keduanya mengambil keputusan untuk tidak mengikutkan sahabat mereka Si C. Singkat cerita, keduanya pun berlalu mengejar buruan. Dasar lagi beruntung, tidak berapa lama, rusa pun berhasil dilumpuhkan. Sakin gembiranya berhasil mendapatkan buruan, kedua sahabat itupun bergegas pulang ke kampung dan menjelas masuk waktu maghrib keduanya sampai. Sementara itu Si C, udara hutan yang semakin dingin membuatnya tersentak. Si C bertambah terkejut melihat situasi di hutan sudah mulai gelap dan ia tidak melihat kedua sahabatnya. Tanpa banyak pikiran, Si C bergegas meninggalkan hutan menuju kampung. Setelah tiga jam menempuh perjalanan hanya bermodalkan sulu atau obor yang terbuat dari ranting pohon, Si C pun akhirnya tiba di kampung. Di tengah perjalanan menuju rumahnya, tiba-tiba seorang orangtua yang tidak mengetahui persoalan, berkata pada Si C. Si A dan Si B tadi bawa rusa, mereka sudah ngasih bagianmu, kata si orangtua bertanya. Si C dengan nada datar mengatakan, barangkali sebentar lagi mereka antar ke rumah, ucapnya. Si C pun melanjutkan perjalanan ke rumahnya. Dalam hatinya bertanya-tanya, ternyata Si A dan Si B sengaja meninggalkan aku di hutan. Hanya segitulah arti persahabatan yang mereka miliki. Dengan harap-harap cemas, si C pun menunggu kedua sahabatnya datang ke rumahnya mengantar daging rusa. Ternyata hingga fajar bertengger di ufuk timur kedua sahabatnya tak pernah muncul. Bahkah saat Si C bertemu kedua sahabatnya di mushalla kampung usai shalat subuh, kedua sahabatnya pun berlalu tanpa merasa bersalah dan tidak pula menegur atau menyapa si C. Si C pun membathin, sungguh hanya karena daging rusa, kalian hilangkan persahabatan kita. Dia pun berlalu, dengan hati terluka, bukan karena tidak dibagi daging rusa, tapi karena persahabatan mereka sudah hancur. By : Mursal Harahap

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan sampaikan komentar anda di sini