MEDAN

Nasehat...

.“(Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas? Tidak ada yang dapat menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (An-Nahl:79") .“(menang dengan mengalah, itulah filsafat air dalam mengarungi kehidupan") .(Guru yang paling besar adalah pengalaman yang kita lewati dan rasakan sendiri) .(HIDUP INI MUDAH, BERSYUKURLAH AGAR LEBIH DIMUDAHKAN ALLAH SWT)

Bismillahirrahmanirrahim

"Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas? Tidak ada yang dapat menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (An-Nahl:79)

Jumat, 12 Juni 2009

Deklarasi Pemilu Damai yang Tak Damai

Deklarasi Pemilu Damai yang Tak Damai Sentilan Butet “Tikam” SBY dan KPU Siapa sangka deklarasi kampanye pemilu damai yang diselenggaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta ternyata tidak menghasilkan kedamaian. Pasalnya deklarasi yang diisi orasi kebangsaan dan penampilan budaya bangsa, berbuntut panjang karena ada yang merasa disentil dan diserang habis-habisan. Senyum penanda damai akhirnya berubah menjadi kegerahan dan kemarahan terpendam. Protespun tidak terelakkan, mulai dari munculnya ketidaknyaman sampai pada rasa keadialan yang terabaikan hanya karena persoalan durasi tampil. Protes muncul dari kubu SBY-Boediono yang merasa dijalimi atas penampilan monolog Butet Kertaradjasa mewakili penampilan pasangan Mega-Prabowo. Dengan gaya khasnya yang konyol namun nyenggol, Butet mengemas sindiran yang ditujukan kepada pemerintah dan KPU. Pada kesempatan itu, Butet menyebutkan pemberantasan korupsi mestinya tidak boleh pandang bulu, siapa pun itu. Baik menteri, mantan menteri atau siapa pun, bukannya malah didutabesarkan. Sentilan Butet tidak sampai disitu. Butet menyindir lagi pesawat milik TNI yang berguguran sebelum berperang. "Kemarin ada Hercules jatuh, sampai-sampai ada anekdot di luar yang mengatakan, wah pesawat Indonesia nggak usah dipakai perang pada jatuh sendiri," ujar Butet membuat hadirin tak kuasa menahan tawa. Mendengar banyolan Butet tersebut, SBY awalnya tersenyum meski akhirnya tak tahan juga. Dibombardir soal utang, direbutnya hak paten batik dan reog, blok Ambalat, pesawat hingga soal penegakan hukum yang pandang bulu membuat senyum terhapus dari wajah SBY. Matanya memandang tajam menahan kesal, Sementara pasangan capres-cawapres, JK-Wiranto dan Mega-Prabowo, tampak sangat menikmati penampilan Butet. Kinerja KPU tak terkecuali terkena sentil. Butet berharap, kekisruhan soal DPT tidak terjadi lagi. "Rakyat meminta agar semua nama yang sudah sah untuk memilih dapat masuk dalam daftar pemilih. Jangan nanti KPU bilang, 'kami nggak sengaja'. Nggak sengaja kok terus-terusan. KPU bisa menjadi lembaga independen. KPU harus beda dengan lembaga survei yang bekerja berdasarkan pesanan," kata Butet. Butet sendiri yang menjadi pemeran utama di monolog tersebut mengaku tidak merasa menyindir SBY, bukan juga melakukan propaganda kepada khalayak ramai. Monolog yang ditampilkannya hanya sebuah refleksi dari fakta yang dirasakan rakyat. Fakta yang disampaikannya pun disebutnya sama seperti yang dilansir di media. Tidak ada pesanan dari kubu Mega-Pro. "Kalau ada yang tersengat, ya bukan urusan saya," ceplosnya. Butet menilai monolog itu hanya akting saja. Dia percaya politisi saat ini sudah dewasa. "Aktingnya bagus, seolah-olah teraniaya, ya mungkin bisa menang lagi," cetusnya santai. Prasasti Pemilu Damai Meski deklarasi pemilu damai berlangsung tidak mengenaknya bagi sebagian kelompok, namun prasasti 'Pemilu Damai' tetap disepekati tiga pasangan capres-cawapres. Kesepakatan itu disampaikan tiga pasangan capres-cawapres secara bergantian saat mengikuti acara Deklarasi Pemilu Damai 2009 yang diselenggarakan KPU di Jakarta, Rabu (10/6) malam. Sebelumnya, mereka saling bergandengan dan mengangkat tangan sebagai simbol bahwa mereka siap berkompetisi secara fair, sehat, aman, tertib dan menyerahkan kepada rakyat untuk menentukan pilihan secara bebas. Ketua KPU Hafid Anshary meminta semua pihak agar bersama-sama menjaga pemilu agar terlaksana dengan aman, tertib, damai, jujur, dan adil. Sehingga kekhawatiran masyarakat akan terjadinya gesekan antarpendukung pasangan capres-cawapres sudah tidak ada lagi. "Kekhawatiran itu tidak hanya saat kampanye, tetapi juga seluruh tahapan penyelenggaraan pemilu. Masyarakat selalu mendambakan ada kenyamanan seperti pada Pemilu sebelumnya. Hindari gesekan dan celaan antara ketiga pasangan," kata Anshary. Capres Megawati Soekarnoputri saat berpidato mengkritik KPU yang dinilai kurang konsisten dalam mengagendakan acara deklarasi kampanye damai terbuka Pilpres 2009. "Acara ini bagus, tapi penjadwalannya tidak tegas. Ketidaktegasan KPU pada Pemilu Legeslatif hingga Pemilu Presiden sangat kental. Karena itu saya minta agar KPU dalam menyelenggarakan tugas dan tanggung jawab konstitusional tidak mudah diintervensi kekuatan manapun," saran mantan presiden Megawati. Capres Susilo Bambang Yudhoyono malah mengajak Jusuf Kalla dan Megawati untuk melaksanakan pilpres secara beretika. Meninggat, Pemilu hakikatnya juga sebuah demokrasi. Artinya, sesuai UUD, setiap lima tahun sekali pemilu ini diselenggarakan. ''Karena itu saya menggarisbawahi semua pasangan capres-cawapres perlu memberikan teladan dan contoh bagi masyarakat luas yang beretika, berdemokrasi yang baik dan tidak saling menjatuhkan satu sama lain,'' pintanya. Capres Jusuf Kalla menegaskan, siapa pun pemenang Pilpres 2009, dia adalah presiden semua pihak sehingga harus didukung bersama. Pilpres adalah wahana meminta rakyat memutuskan siapa yang diberi mandat memimpin bangsa ke depan. "Saya merasa bahwa kami (JK-Wiranto) adalah yang terbaik. Tetapi kalau kami tidak menang, berarti ada yang lebih baik dan kami akan mendukungnya," katanya yang disambut tepuk tangan meriah. Penandatangan prasasti ini juga dimeriahkan atraksi hiburan yang disuguhkan pasangan capres-cawapres. Tim Megawati-Prabowo memboyong Sang raja monolog Butet Kartaradjasa juga tarian dan lagu "Gebyar Gebyar" ciptaan almarhum Gombloh. Tim duet SBY-Boediono menampilkan kesenian zapin. Tim pasangan Jusuf Kalla-Wiranto menampikan seni tarian bernuansa modern.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan sampaikan komentar anda di sini