TIDAK terasa, masa bakti kepengurusan Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) Sumatera Utara Periode 2005-2010 sudah berakhir, dan tidak lama lagi prosesi suksesi kepemimpinan akan dilangsungkan 29-20 Januari 2011. Dalam kurun waktu lima tahun, para punggawa PW GMPI Sumut telah mencurahkan dedikasi, kinerja serta seluruh potensi yang dimiliki demi menorehkan tinta emas untuk PW GMPI Sumut sebagai salahsatu sayap Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Terlepas dari penilaian baik atau buruk pada kinerja pengurus GMPI selama lima tahun, tentu harus diberikan apresiasi. Seperti kata pepatah “Ada ubi ada talas, ada budi ada balas”. Meskipun penting untuk digaris bawahi bahwa apapun dan siapapun yang telah memberikan sesuatu kepada GMPI, tidak pantas untuk menagih imbalan dalam bentuk apapun. Sebab, apa yang telah dilakukan untuk GMPI, merupakan bagian dari tanggungjawabnya sebagai seorang pengurus yang menerima amanah dari organisasi.
Bicara karir politik pengurus GMPI di seluruh tingkatan, secara garis lurus, pasti berafiliasi kepada PPP yang telah melahirkannya. GMPI yang diposisikan sebagai sayap partai, tentu bagi pengurusnya yang berkeinginan menempuh jalur politik, maka alirannya harus melalui PPP.
Pertanyaannya kemudian, sudahkah PPP memberi ruang dan tempat bagi kader-kader GMPI untuk meniti karir politik. Dan sudahkan PPP memposisikan GMPI sebagai sayap partai yang bekerja untuk mendorong penguatan PPP ditingkat basis pemilih, di tempat yang selayaknya. Atau, sudahkan PPP memberikan perhatian sungguh-sungguh terhadap kader GMPI dan sayap partai lainnya, sebagaimana posisi yang telah diberikan?
Pertanyaan di atas adalah bagian dari curahan dan kegalauan hati seluruh kader GMPI. Sebab, kader GMPI terlanjur telah menaruh asa atau harapan yang besar pada PPP agar dikemudian hari diberi ruang dan tempat untuk dapat berkontribusi membesarkan PPP serta meniti karir politik. Secara jujur, asa tersebut sesungguhnya belum sejalan dengan realita yang ada. Kader-kader GMPI masih harus berjibaku dan berjuang sendiri agar tetap survive berkiprah di pentas politik.
***
Asa Kader GMPI
Setiap kader GMPI, tentu memiliki harapan besar akan menjadi bagian penting di jajaran fungsionaris PPP. Harapan ini dilatarbelakangi bahwa seluruh aktifitas dan gerak langkah GMPI di tengah-tengah umat, muaranya dalam rangka membesarkan PPP. Inklud di dalamnya kebijakan program dan kebijakan politik pun tidak boleh keluar dari garis PPP.
Atas dasar itu, para kader GMPI terus berupaya melakukan berbagai terobosan, kreatifitas dan inovasi guna mendongkrak posisi PPP, baik pencitraan maupun performance di tengah masyarakat. Khususnya pada sektor kelompok kaum muda. Seluruh ide dan gagasan, sudah direalisasikan serta terus diaplikasikan para pejuang GMPI. Di ataranya melakukan pengorbanan sesuai ukuran dan kemampuan masing-masing kader.
Sebagai gambaran, bukti perjuangan para keder GMPI dapat dilihat dari apa yang sudah dilakukan PW GMPI Sumatera Utara masa bakti 2005-2010 termasuk pengurus masa bakti sebelumnya. Di antara program yang telah dilakukan PW GMPI Sumatera Utara yakni : Pertama melaksanakan program keummatan berbasis dan bersegmentasi kepemudaan dan remaja islam. Realisasi program itu ialah pendidikan dan pelatihan kepemimpinan pemuda Islam, safari ramadhan, pesantren kilat dan lain sebagainya.
Kedua, program kemandirian pemuda. Program ini direalisasikan dengan melakukan Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, pembinaan wirausahaan muda islam, pelaksanaan life skill, pembentukan kelompok usaha kecil bidang sabut kelapa dan banyak lagi. Ketiga, melakukan kontrol sosial terhadap pemerintahan provinsi Sumatera Utara dengan berbagai aksi unjukrasa damai. Membantu pemeritahan dengan ikut mensosialisikan program pemerintah dibidang keummatan serta organisasi wadah kemudaan dengan memberi warna melalui peran-peran strategis yang telah dilaksanakan.
Keempat mendorong peningkatan kualitas pendidikan generasi muda islam dari upaya-upaya kelompok tertentu yang menyusupinya dengan ajaran dan nilai-nilai yang menyalahi ajaran agama Islam. Melakukan pengutan moralitas dengan memberikan pembinaan akhlakul karima kepada pemuda islam. Kelima, turut aktif dalam setiap kegiatan kepedulian sosial, seperti melakukan pengumpulan dana bantuan untuk korban bencana yang terjadi di Indonesia.
Keenam melakukan penguatan basis dan instumen struktural organiasasi organisasi dengan upaya pembinaan pimpinan cabang, Pimpinan Anak Cabang dan Ranting dengan melakukan kaderisasi internal.
sekelumit kerja-kerja itulah yang telah dilakukan para pendekar GMPI Sumut dalam lima tahuan masa kepengurusan. Dapat dipastikan, kesemua kegiatan dan program tersebut pemberhentian terakhirnya demi dan semata-mata untuk membantu dan membesarkan PPP. Harapannya, PPP sebagai satu-satunya partai politik yang tetap berkomitmen menggunakan azas Islam, tetap menjadi salah satu kekuatan politik di tanah air Indonesia.
Kemudian seluruh yang telah dilakukan kader-kader GMPI, pondasi dan motor penggeraknya tidak lain karena adanya harapan besar bahwa pada waktunya, kader-kader GMPI akan diberi tempat dan ruang oleh PPP. Mendapat apresiasi positif berupa dukungan dan terbukanya peluang dari fungsionaris dan elit PPP dengan memberi kesempatan pada kader GMPI untuk terlibat aktif sebagai bagian dari PPP seutuhnya. Dan yang paling penting PPP memberi dorongan bagi kader GMPI dalam meniti karir politiknya.
Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa tidak ada kontrak politik, bahwa jika kader-kader GMPI telah bersumbangsih membesarkan PPP, lalu kemudian kader GMPI dan sayap partai lainnya akan diberi peluang dan kesempatan untuk berkiprah di pentaspolitik sebagai bentuk apresiasi atas kinerja selama menjadi pengurus GMPI. Karena sesungguhnya kader GMPI berkewajiban membantu dan mendorong serta mengamankan PPP agar tetap eksis dan mendapat tempat di hati umat.
Ke depan, PPP diharapkan menerapkan punishment and reward (sanksi dan penghargaan).Bagi kader-kader sayap partai yang dengan sunggguh-sungguh telah menunjukkan kinerja dengan berjuang membela dan membesarkan PPP sesuai kapasitasnya, harus diberikan apresiasi dan penghargaan. Disisi lain, bagi kader sayap partai yang bekerja untuk merongrong atau menjatuhkan marabat PPP, wajib hukumnya diberikan sanksi tegas.
Dengan pola seperti ini, maka diyakini seluruh kader sayap partai akan lebih mati-matian memperjuangkan PPP agar tetap dicintai dan mendapat tempat di hati umat islam. Sebab, ada harapan dan mimpi besar akan beri ruang dan waktu serta peluang oleh PPP untuk meniti karir politik.
***
Fakta dan Realita
Sebagai seorang organisatoris sejati, apapun konsekwensi yang terjadi harus siap menerima dengan lapang dada. Apa yang dikatakan para ulama dan orang-orang bijak bahwa dalam hidup ini kita harus banyak berlajar ikhlas, patut diamalkan. Dengan ikhlas, apapun yang terjadi saat menjalani lika liku kehidupan, pasti dapat disikapi dengan bijaksana dan elegan.
Seperti yang pernah dismpaikan para senior, ketika pertama kali terjun ke dunia organisasi waktu masih mahasiswa. Waktu itu, mereka katakan “organisasi adalah jalan, bukan tujuan”. Sekarang ini kata-kata itu dapat dipahami, sesungguhnya yang paling penting untuk tetap dijaga dan dan terus dipupuk adalah harapan dan tujuan hidup. Persoalan darimana dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut, itu merupakan bagian dari satu sisi dinamika kehidupan yang harus dijalankan dengan tetap mengambil peran sesuai kemampuan dan keahlian yang dimilik.
Dari pemikiran itu, maka seluruh kader GMPI harus terus belajar untuk ikhlas. Meskipun secara tegas GMPI dilahirkan PPP sebagai motor penggerak yang secara khusus bekerja pada segmentasi pemuda, guna mendorong dan membantu PPP berjaya dipentas politik. Kalaupun tidak ada jaminan dikemudian hari PPP tidak akan memberi ruang dan peluang bagi kader GMPI.
Fakta lain, berdasarkan regulasi (AD/ART) yang ada di partai berazaskan islam berlambang ka’bah ini, sayap partai (GMPI,GPK, AMK dan WPP) tidak memiliki hak suara dalam setiap pengambilan keputusan dilingkup PPP. Posisi ini langsung atau tidak langsung mempengaruhi semangat dan gairah kerja para kader sayap partai. Ibaratnya, GMPI seperti sebuah batang kayu yang dicampakkan ke dalam hutan rimba.
Jika tumbuh sumbur dan berdaun rimbun serta berbuah ranum, maka akan dimanfaatkan. Tapi bila kemudian layu dan mati, mungkin saja PPP tidak peduli, tak bersedih apalagi menangis.
Inilah fakta dan realita bagi seluruh kader GMPI termasuk sayap partai PPP yang lain. Menyikapi hal ini, maka perlu urung rembuk serta duduk bersama seluruh kader GMPI untuk menentukan nabisnya ke depan. Musyawarah Wilayah III GMPI Sumut yang akan digelar dalam bulan Januari ini, merupakan momentum yang sangat tepat untuk mengkaji, mendiskusikan fakta dan realita tersebut.
Seluruh Kader-kader GMPI Sumut yang akan mengikuti pesta demokrasi dalam suksesi kepemimpinan ditingkat wilayah sudah harus memiliki ide, gagasan dan konsep mutakhir untuk kemudian menjadi bahan kajian dalam Musyawarah Wilayah nanti. Ini penting agar antara harapan, fakta dan realita bisa seiring sejalan menuju kemenangan.
PPP harus mengakui, kecil atau besar, sayap partai termasuk GMPI telah memberikan peran dan berkontribusi sesuai kemampuan masing-masing. Ke depan GMPI juga akan tetap berketetapan hati dalam barisan PPP, dan GMPI mustahil rasa keluar dari barisan PPP apalagi membuka front secara terbuka dalam kaitan politik.
Selain itu, ke depan siapapun yang menakhodai GMPI Sumut, sudah harus duduk pada figur tersebut, seperti apa posisi dan kondisi yang harus dialami. Sebagai makhluk Allah yang lemah, berharap dan bermimpi adalah sifat manusiawi. Tapi kalau berharap diluar ekspektasi dan jangkauan, itu hanya melahirkan penyesalan yang tak berujung dan akan berdampak buruk.
Untuk itu harus ada upaya konkrit dan bersama-sama dengan antara GMPI dan seluruh sayap partai, guna mendorong lahirnya perubahan dan reformasi secara paripurna seperti yang diharapkan. Sehingga ke depan, sayap partai tidak hanya dianggap sebatang kayu, yang hanya dibutuhkan dan dicari-cari ketika PPP melintasi jalan licin nan terjal. GMPI harus ditempatkan di posisi yang sesungguhnya, sehinga tercipta sinergitas yang kuat antara GMPI dan PPP. Semoga...!!!
(Penulis adalah Wakil Sekretaris PW GMPI Sumut periode 2005-2010)