MEDAN

Nasehat...

.“(Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas? Tidak ada yang dapat menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (An-Nahl:79") .“(menang dengan mengalah, itulah filsafat air dalam mengarungi kehidupan") .(Guru yang paling besar adalah pengalaman yang kita lewati dan rasakan sendiri) .(HIDUP INI MUDAH, BERSYUKURLAH AGAR LEBIH DIMUDAHKAN ALLAH SWT)

Bismillahirrahmanirrahim

"Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas? Tidak ada yang dapat menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (An-Nahl:79)

Sabtu, 04 April 2009

Politisi Busuk itu…?

Istilah politisi busuk selalu muncul jelang pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan (pemilu) atau pada ajang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada). Tapia pa sebenarnya defenisi politisi buruk, juga masih terjadi pro kontra. Namun berdasarkan penilaian masyarakat, ada beberapa criteria politisi busuk. Diantaranya, politisi yang demi ambisi mengejar jabatan, menghalalkan segala cara. Misalkan membeli suara rakyat agar bisa terpilih menjadi anggota legislatif. Suara rakyat dibeli hanya dengan puluhan ribu lalu setelah duduk, politisi busuk selalu lupa pada rakyat. Bahkan tidak jarang kemudian menyengsarakan rakyat. dengan uang adalah contoh politisi busuk. “Dibayarnya kita dengan uang puluhan ribu untuk memilih dirinya sebagai wakil rakyat, nanti sudah duduk dia di kursi DPR, kita dilupakannya,” pungkasnya. Bagi masyarakat lain, politisi busuk berarti politisi yang selalu ingkar janji. Ketika kampanye sejuta janji diumbar, tapi ketika rakyat menagis, dia lari dan menghilang. Indikator lain politisi bususk selalu lari ketika membicara kepentingan masyarakat. Misalkan ketika masyarakat memperjuangkan hak, dia sembunyi, masyarakat tuntut penuruhan harga sembako dia diam, masyarakat minta jaminan kesehatan di malah lari tunggang langgang. Atas sikap itulah kemudian, bagi masyarakat anggota legislative di semua tingkatan cenderung berprilaku politisi busuk. Ini muncul, disaat pemilihan wakil rakyat masyarakat seperti membeli kucing dalam karung. “Saya gak tahu apa kerja mereka, saya juga tak pernah mengenal anggota dewan, padahal setiap pemilu saya memilih. Caleg yang datang ke rumahnya belum pernah dikenalnya secara pribadi. Karena itu, kedepan soal pilihan nantilah dulu, di TPS bias saja pilihan saya berubah,” ucap Buddin. Politisi busuk bagi sebagaian masyarakat adalah politisi yang busuk hati. Termasuk politikus yang tak tepat janji dan korup saat duduk di parlemen. “Janji segede gunung, terima suap maunya segunung. Ini namanya politisi busuk,”. (Budi/MH)

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan sampaikan komentar anda di sini