Tidak jelas siapa yang memulai. Tapi begitu MC (Master Of Ceremony) mempersilahkan untuk mengambil panganan berbuka puasa, para undangan langsung berebut menuju lokasi hidangan. Satu persatu merekapun mengambil makanan dan minuman yang terhidang rapi di atas beberapa meja. Usai mengambil makanan dan minuman secukupnya, para undangan tersebut kembali ke tempat duduk masing-masing. Layaknya sudah masuk waktu berbuka, tanpa sungkan dan nengok kanan kiri, undangan yang telah memegang manakan dan minuman berbuka langsung menyantapnya. Bagi ahli hisap alias pecandu rokok, habis makan minum dilanjutnya menikmati sebatang rokok. Tindakan para undangan tersebut tentu mengherankan bagi sebagian undangan yang lain. Namun seakan telah yakin waktu berbuka sudah masuk, mereka pun cuek-cuek bebek. Nah berselang beberapa menit setelah itu, kumandang azan shalat maghribpun terdengar sayup-sayup diiringi dengungan sirene. Saat itu udangan yang sudah keburu makan minum dan merokok, salah tingkah. Benak merekapun berdeguk kencang, pikiran berkecamuk dan rasa malupun muncul seketika. Untuk menghilangkan segala kegalauan perasaan itu, tiba-tiba seorang undangan nyeletuk sambil cengar-cengir. “Ehhh…ternyata baru masuk ya waktu berbuka,”katanya kepada sesama rekannya yang sudah duluan berbuka. Melihat tingkat mereka, gelak tawa para undangan pun terdengar riuh rendah. Pihak pengundang pun tidak bisa berkata apa dan hanya tersenyum. Lalu, seseorang kemudian menyakinkan undangan yang terlanjur makan minum. “Gak apa-apa, itu namanya rezeki,”katanya. Peristiwa yang lucu itu terjadi Jum’at malam 29 Agustus 2009 pada acara berbuka puasa bersama yang diselenggarakan H Rahmad Shah, anggota DPD terpilih pada pemilu kemarin. Bulan ramadhan menjadi moment bagi berbagai kalangan untuk menggelar acara silaturrahmi, Rahmat Shah adalah salah satunya. Rahmat Shah mengadakan acara berbuka puasa bersama di kediamannya Jln DR Mansyur No. 122 Medan. Acara itu dihadiri ratusan tamu yang sengaja diundang. Mulai warga setempat, atlet, ulama, politisi, pejabat Pemprov, dan tidak ketinggalan para kuli tinta (jurnalis) yang ada di Medan. Acara berlangsung dengan meriah. Para hadirin saling bercengkerama satu sama lain dihibur alunan musik dari orkes yang sengaja dihadirkan menghibur para tamu. Alunan lagu-lagu islami dan sesekali diselingi pembacaan puisi menambah khidmatnya acara. Bait demi bait lagu serta puisi tak terasa telah mengahantarkan para undangan yang hadir ke ujung waktu berbuka. Seketika itu sang MC berkata dan mempersilahkan para undangan melalui mikrofon yang dipegangnya. “Kepada para hadirin dipersilahkan untuk mempersiapkan hidangan berbuka yang telah tersedia, Karena waktu berbuka sebentar lagi,” ujar sang MC yang berparas cantik tersebut. Mendengar kata-kata sang MC, para hadirin pun bergegas berhamburan menuju meja-meja makan yang telah tersedia hidangan buka puasa. Para undangan yang hadir seolah tidak mau kalah dengan undangan yang lain saling berebut dan berdempetan untuk mengambil makanan sebanyak-banyaknya dari meja hidangan. Makanan dan minuman yang awalnya penuh dan tersusun rapi di meja hidangan, sekejap saja telah semrawutan dan ludes. Beberapa menit saja, meja hidangan terisi kembali dengan beraneka makanan dan minuman. Lalu para para tamu kembali mengambilnya hingga tidak tersisa. Hal itu terjadi hingga beberapa kali. Setelah seluruh tamu telah mendapatkan makanan dan minuman untuk berbuka. Mereka masing-masing embali ketempat duduk semula. Tanpa pikir panjang, tamu-tamu tersebut langsung saja menyantap makanan dan minuman mereka. Dan ada juga yang langsung menyulut rokoknya. Ketika asyik menikmati hidangan, tak lama barulah terdengar azan Maghrib sebagai penanda berbuka puasa berbarengan dengan suara sirene di lokasi acara tersebut. Mendengar suara azan tersebut, para tamu yang tadinya tengah asyik menikmati hidangan buka puasa seketika itu pula mereka terhenti dan saling berpandangan. “Itu azan yah ?,” Tanya seorang tamu kepada temannya. “Tadi ku pikir dah buka, jadi langsung ajalah aku makan dan minum terus merokok,” ujar temannya yang sedang menikmati sebatang rokok. Tak lama berselang, suara gelak tawa pun pecah membahana. Antara satu tamu dengan tamu yang lainnya saling bertatap-tatapan. “Ya sudahlah, berarti yang kita makan dan minum serta merokok tadi anggap aja rezeki dari Allah,” kata pria tadi. “Apa mau dikata,” kata temannya lagi.
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan sampaikan komentar anda di sini